Rahasia Pengulangan


Esai Jimat Kalimasadha

Pengulangan adalah pekerjaan yang membosankan. Pengulangan adalah pekerjaan yang tidak efektif dan sangat tidak kreatif. Pengulangan adalah juga siksaan. 

Sisyphus. Dia adalah simbol pengulangan abadi. Sisyphus dihukum oleh Zeus karena dia melakukan kesalahan besar; mengungkapkan sejumlah rahasia besar milik Dewa Zeus. Dia dihukum sepanjang hidupnya mendorong batu ke puncak gunung, dan setelah batu tersebut mencapai puncak, batu tersebut terguling menggelincir ke bawah lagi.

Bertahun-tahun, berabad-abad Sisyphus melakukan hal serupa dan beulang-ulang tanpa istirahat dan berhenti. Ia kembali mendorong batu tersebut ke puncak, dan sesampai di puncak, batu tersebut menggelinding ke bawah. seperti matahari, setiap pagi ia merangkak ke ufuk, naik ke puncak siang, dan pelan-pelan menggelincir ke barat, lalu tenggelam menjelang senja.

Banyak juga kegiatan yang kita lakukan setiap hari hanyalah sebuah pengulangan yang sudah kita lakukan berkali-kali dalam seumur hidup kita: makan, berak, tidur, kerja, makan, berak, tidur, kerja dsb.

Seringkali kita mengatakan bahwa pengulangan adalah sebuah kutukan yang berputar-putar tidak ada ujung dan pangkalnya. Tuhan menciptakan pengulangan dalam berbagai bentuk. Pengulangan siang dan malam, terbitnya dan tenggelamnya matahari dan rembulan, perputaran planet dan bintang-bintang, pergantian musim dan perjalanan jarum jam. Sehari semalam kita melakukan salat lima waktu, kita melakukan wirid dan zikir, tak lain, adalah juga pengulangan. 

Jika semua itu, apa-apa yang mengelilingi kita adalah pengulangan, perputaran, atau siklus, tentulah kita harus menangkap pesan tersembunyi dari dialektika pengulangan tersebut. Mengapa Sisyphus menjalani hukumannya tidak dengan mengeluh dan bersedih? ia menjalani 'kutukan' tersebut bahkan dengan tersenyum dan gembira.

Mereka yang menyadari ritus pengulangan sebagai sebuah pintu rahasia menuju keindahan, kegembiraan, kebahagiaan, dan kesuksesan, pasti mereka akan menapaki jalan pengulangan ini dengan semangat dan penuh harapan. Orang-orang yang menyadari akan datangnya berkah pengulangan ini, bahkan rela mengeluarkan tenaga dan biaya berjuta-juta jumlahnya.

Jika ia seorang siswa, ia akan mengulang-ulang pelajaran demi mendapatkan nilai bagus dalam ulangan. Ia akan mengulangi materi yang diberikan oleh gurunya dengan semangat dan gembira demi mendapatkan nilai yang bagus.

Jika ia seorang pemain basket, ia akan rela waktunya habis di lapangan untuk melakukan latihan men-dribble bola hingga ia menjadi seorang juara. Ia berlatih tanpa mengenal lelah memasukkan bola ke dalam ring basket hingga ratusan bahkan ribuan kali.

Jika ia seorang penghapal Alquran, ia akan mengulang-ulang hapalannya hingga larut malam, setia tinggal di pondok pesantren, mengurangi pertemuan dengan ayah, ibu, adik, kakak, dan sahabat-sahabatnya.

Jika ia seorang pengusaha, ia rela mengeluarkan jutaan bahkan milyaran uang untuk memasang iklan di televisi, sosial media, dan ruang-ruang publik secara terus-menerus agar masyarakat melihat produk yang dijualnya secara berulang-ulang. Coba kita hitung, berapa kali sebuah produk kopi T atau sampo P muncul di layar televisi selama sehari, seminggu atau sebulan. Dan akhirnya, lahirlah sebuah hukum dalam dunia marketing, bahwa kunci penjualan adalah pengulangan.

Begitulah. Kita sebenarnya belajar dari Sisyphus. Tuhan mengajarkan kepada kita cara meraih keberhasilan atau kesuksesan dari sesuatu yang sering kita anggap sebagai "sesuatu yang menjenuhkan". Rasanya tidaklah sulit melakukan cara sederhana itu, tapi dalam realitanya kita tidak bisa mengamalkannya dengan baik.

Itulah sebabnya, pengulangan tetaplah sebuah rahasia besar.


Jimat Kalimasadha, guru SMP di Kudus dan penulis.

0 comments