Puisi-Puisi Jihan Avie Yusrina; Aji-Aji Kantil Sepasang


Puisi Jihan Avie Yusrina


AJI-AJI KANTIL SEPASANG


Buat Siti
Bukankah telah lama kau urungkan hasratku
Hasrat kelam dalam mimpi senja yang panjang
Meski ilalang telah kubabat hingga akarnya tak bisa bercumbu
Kau tetap angkuh dan berpaling menghilang
Jangan kau mengelak jika suatu saat nanti kau jatuh hati
aku telah bersemedi untuk mencari aji-aji para leluhur, dukun bahkan kiai
bagaimana mungkin kau tidak jatuh hati?
Sedang neptu empat puluh telah mengasihi
Malamku bercengkrama dalam tuah ampuh aji pengasihan kantil sepasang
Bersua dengan mantra dan ritual-ritual kembang
“sun amatek ajiku pengasihan kantil sepasang, 
kantil putih lan kantil kuning, tumurun soko 
khayangan cakrakembang, tak sawatake jabang bayine Siti, pas keno 
teleng ati, sido klabakan nggoleki aku”
Kukirim energi para arwah ke dalam sebuah nama
Batin dan pikirku berkoalisi menjatuhkan alam bawah sadar serendah rendahnya
Melucuti sukmamu atas nama cinta
Menggilakanmu segila-gilanya
Menyatukan sukma menyatukan raga
Selamat menanggung rindu
Rasakanlah mabuk kepayang atasku


Undaan, 2019




TERENGGUT OLEH PRIMBON


Jawaning jowo kang kentel ing pangarso
Itung – itungan jowo sedurunge bebojo
Kumantil ing manah nganti ilang roso
Duh,,,den kang mas bagus Joko…
Rawe-rawe rantas, malang – malang putung
Tresnoku sak pikul, najan tresnomu sak nalika rampung
Muspro tanpo rupo, Ilang tanpo doyo
Yakinkah kau dengan petuah – petuah sesepuh?
Mereka menghitung rigit takdir sejak purnama masih sebatas cahaya
Bukankah takdir adalah hak yang maha kuasa?
Benarkah kau tak mau berdamai dengan naskah – naskah misteri itu?
Jika saja Iya, aku memilih pergi sebelum kau tinggalkan
Aku memilih luka sebelum khawatir duka berkepanjangan
O…den kang mas bagus Joko!!
Kuakhiri kisah ini dengan tangisan benci
Selamat berpisah…


Undaan, 2019 



RANJANG PERPISAHAN


malam sudah tak perawan
kawin dengan fajar tanpa perjanjian
aroma bunga dan kemenyan bertebaran
mengiringi perjalanan kekasih tuhan
matanya menatap atap, tersedak lalu napasnya sesak
tertatih-tatih dan seketika jantungnya tersentak
kesakitan dan perlahan tak terkendalikan
pucat, memutih dan tak ada lagi daya kekuatan
telah lepas seluruhnya meninggalkan kehidupan
kembali untuk bertemu Tuhan
....
sanggupkah aku dalam kesendirian??


Undaan, 2019 


Jihan Avie Yusrina, anggota Komunitas Omah Gatra Undaan. Guru sekaligus Pembina Jurnalistik MA Darul Hikam. 

0 comments