Puisi-Puisi Mangir Chan: Nyanyian Pesisir


puisi senja


NYANYIAN PESISIR 


di pesisir
langit senja memerah sembab saat mentari pergi
penuhi janji pada malam
usai berseteru pada siang yang panjang
dari remang bibir pesisir membekas kisah
angin dan laut saling berpagut resah
menembangkan desir pasir yang basah
oleh air mata yang menggaram
menahan jerat rindu membiru lebam

nyanyian itu,
nyanyian lelaki renta perajut jala
limbuk lara ditinggal kekasihnya
saat amuk badai menghempas sesegala
tersapu angin pasang, terseret arus gelombang
linglung, limbung di pesisir ia tercenung
sembari mengutuk laut yang tak lagi membiru
gelombang dan angin telah memberi kisah pilu

Ia masih terngiang nyanyian itu
suara yang kerap memanggil dalam mimpi yang gigil
saat angin menembangkan debur ombak
laut menyimpan kabut kenangan
memaksa ia tertunduk remuk di tepian
disaksikan tarian buih
mengaduh rintih terhanyut pedih
di antara jarak riak air dan pasir
Ia, memendam duka
dalam getir nyanyian pesisir


Undaan, 2019 



SEBUAH INGIN 


suatu pagi,
ingin aku jadi embun
yang menggelayut di pucuk-pucuk daun
agar burung yang kecewa
saat air buah dan sari bunga tak didapatnya
aku embun,
ingin memberi seteguk minum pelepas dahaga

suatu siang,
ingin aku jadi pohon yang rindang daunnya
agar para gembala
yang sejak pagi terbakar terik bermandi peluh
hingga kering sekujur tubuh
aku pohon,
ingin tumbuh memberi teduh

suatu senja,
ingin aku jadi rumah
tanpa pintu, tanpa dinding, tanpa daun jendela
agar para pengembara
yang datang dengan segunduk risau di dada
juga getir yang menjerat langkah kakinya
aku rumah,
ingin hadir memberi singgah

suatu malam,
ingin aku jadi pesisir
tempat bertemunya darat dan laut, bergantinya pasang dan surut
agar para nelayan
yang sejak semalam mencampang sampan, menebar jaring dan jala
menyabung nyawa di tengah ganas gelombang samudra
aku pesisir,
mengajak angin menghantar pulang menuju hilir   


Undaan, 2019



PULANGLAH NAK


pulanglah nak
lantas terbanglah ke langit
rumahmu sendiri
karena Ibumu kini
sedang menguras senja
ingin menangis bangga
melihatmu mengusap air mata
dengan kain selendang
yang melilit di pinggang
peraduan tempatmu pulang
saat merengek minta ditimang

nak,
rumah kini sepi
tangis bocah menghilang, sunyi
sedang suaramu tak lagi terdengar 
meski sesaat tak kirim kabar 
 
pulanglah nak
hapus kering renta dahaga
dan lapar rindu di dada



Undaan, 2019



Mangir Chan, Founder Komunitas Omah Gatra. Penyuka sastra dan bertempat tinggal di Undaan. 

0 comments