Puisi-Puisi Anjrah Lelono Broto; Jangkar Tua
Anjrah Lelono Broto
JANGKAR TUA
barangkali
memang diharuskan
berjalan
dengan dua kaki
menggapai
dengan dua tangan
andai
ada satu atau dua keberbedaan
namanya
terombang-ambing di antara;
kepiawaian
dan pengkhianatan
Aku merasa dicampakkan bagai jangkar tua
Pelabuhan makin murung ketika petang tertambat di sana
Hidupku jatuh kian letih, lapar tanpa ada sebabnya
Aku mencintai apa yang tak kupunyai. Engkau begitu jauh *)
barangkali memang terlambat
bagiku untuk kembali kuat
bagimu untuk kembali ingat
layar-layar kapal tak lagukan
kembangan
seperti di musim-musim pertemuan
(Wringinlawang,
2019)
*) nukilan puisi “Inilah Aku yang Mencintaimu” karya Pablo Neruda
(Chili), diterjemahkan dan ditayangkan di Batam Pos edisi 15 Februari 2011.
AIR MATA DARAH
air
datang
pergi
tak
sendiri
air mata
datang sebagai perempuan
pergi sebagai hantu
tak sendiri tinggalkan ruam
air mata darah
datang sebagai perempuan berhati pisau
pergi sebagai hantu pencungkil ruh
tak sendiri tinggalkan
ruam dalam tak terobatkan
(Brahu,
2020)
HARI TENGAH BASAH
andai
kau memutuskan hari ini
ke rumahku bertandang lagi
kupinta sungguh sekali
ada jas hujan, dan atau baju ganti
sebab beberapa hari terakhir ini
hujan turun tanpa kenal henti
menikmati secangkir kopi
dengan tubuh kuyup menggigil
berkali
perjamuan terasa menyakitkan bukan?
seperti sewindu lalu saat kau
bertamu
mengurai rindu juga persandinganmu
dalam kertas undangan merah jambu
(Tunggasrana,
2019)
Anjrah Lelono Broto, aktif menulis esai,
cerpen, serta puisi di sejumlah media masa. Di antaranya Media Indonesia, Lampung Post, Riau Pos,
Radar Mojokerto, Radar Surabaya, Harian Surya, Harian Bhirawa, Banjarmasin
Post, Surabaya Post, Surabaya Pagi, Malang Post, Duta Masyarakat, Solo Pos,
Suara Merdeka, Wawasan, Pikiran Rakyat, Nusantaranews, Jendela Sastra, IdeIde,
Litera, Kawaca, Berdikaribook, Pojok Seni, Galeri Buku Jakarta, Roemah Cikal,
Travesia, Magrib.Id, Takanta, Jejak Publisher, Biem, Apajake, Jaya Baya,
Panjebar Semangat, Kidung (DKJT), dll. Beberapa
puisinya masuk dalam buku antologi bersama Pasewakan
(Kongres Sastra Jawa III, 2011), Malam
Seribu Bulan (antologi puisi Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, 2015), Margasatwa Indonesia (Lumbung Puisi IV,
2016), Klungkung Dalam Puisi (Dewan
Kesenian Klungkung, 2016), Memo Anti
Kekerasan Terhadap Anak (2016), Sang
Perawi Laut (2018), Tamasya Warna (2018),
Kunanti di Kampar Kiri (Hari Puisi
Indonesia-HPI Riau, 2018), When
The Days Were Raining (Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2019),
dll.
Karya tunggalnya adalah Esem Ligan Randha
Jombang (antologi geguritan, 2010), Orasi Jenderal
Markus (naskah monolog, 2011), Emak, Sayak, Lan Hem Kothak-Kothak (antologi
cerkak, 2015), “Nampan Pencakan (Himpunan Puisi, 2017), dan Permintaan Hujan Jingga (antologi puisi, 2019). Terundang dalam agenda Muktamar
Sastra (Situbondo, 2018), dan karya naskah teaternya “Nyonya Cayo” meraih nominasi dalam Sayembara Naskah Lakon DKJT 2018. Sekarang bergiat di Lingkar Studi
Sastra Setrawulan (LISSTRA) dan dapat disapa di e-mail: anantaanandswami@gmail.com, FB: anjrahlelonobroto,
IG: anjrahlelonobroto.
0 comments