Puisi-Puisi Muhammad Mishbahuzzaini [Sepekan Parade Puisi #DIRUMAHSAJA]
CERITA LUCU UNTUK CUCU
Besok ketika aku sudah menua
Kuceritakan sesuatu tentang sosok yang bernama corona
Tubuhnya mungil menyebar di mana-mana
Tubuhnya mungil menyebar di mana-mana
Keberadannya ditakuti oleh manusia di seluruh dunia
Cara melawannya sederhana
Cara melawannya sederhana
Tak perlu senapan tak perlu juga alat perang
Cukup rebahan, olah raga dan maskeran
Kehadirannya mengubah budaya bahkan aturan negara
Jalan kota sangat sepi
Jalan kota sangat sepi
Jalan gunung apalagi
Sekolahan tak berpenghuni
Tempat ibadah di tutup MUI
Jenazah ditolak dari kampungnya sendiri
Jenazah ditolak dari kampungnya sendiri
Lucunya lagi dibebaskan ribuan para Napi
Sungguh lucu dampak dari virus ini
Aku kira semuanya hanya mimpi
O, ternyata ini benar benar terjadi
Bulan Ramadhan tadarus quran tak dibolehkan berkumandang
Bulan Ramadhan tadarus quran tak dibolehkan berkumandang
Hari lebaran maaf-maafan tak boleh berjabat tangan
Harga masker lebih mahal daripada ayam
Bikin pikiran kakek semakin runyam
Kudus, 16 April 2020
MASKERAN KEREN
Clingak-clinguk kesana kemari
Istri bingung mencari suami
Semua orang menutup mulut, gigi dan gusi
Gejolak tanya dalam hati “Pangkling bojoku sing endi?”
Dari jauh terlihat tangan melambai
Mengisyaratkan bahwa aku ada di siniSemua orang menutup mulut, gigi dan gusi
Gejolak tanya dalam hati “Pangkling bojoku sing endi?”
Dari jauh terlihat tangan melambai
Ternyata itulah yang dicari istri
Sesosok pria bertopi jerami
Tertutup masker bergambar hello kitty
"Keren keren"
Jampol istri mengarah ke suami
Karena memakai masker sebagai pelindung diri
Seperti anjuran dari bapak Bupati
Meski terkadang dirinya kerap dibully
Karena memakai masker sebagai pelindung diri
Seperti anjuran dari bapak Bupati
Meski terkadang dirinya kerap dibully
Kudus, 16 April 2020
PERGILAH KAU CORONA
Sungguh malang nasibku atas hadirmu
Kau datang secara tiba-tiba dengan wujud tak terlihat mata
Kau selalu membuat was-was melarangku pergi kemana-mana
Banyak orang mengeluh karena tak mampu beli susu
Kau selalu membuat was-was melarangku pergi kemana-mana
Banyak orang mengeluh karena tak mampu beli susu
Menangis meronta karena lapar sebab hadirmu
Bahkan kehilangan pekerjaan
Juga kehilangan lahan pangan
Corona Corona
Bahkan kehilangan pekerjaan
Juga kehilangan lahan pangan
Corona Corona
Mahluk apakah kau ini? sehingga banyak orang menakutimu
Ah, apa pun itu yang jelas kau musuh terbesar bagi kami
Kau merusak kehidupan mengusik ketenangan kami
Capatlah kau pergi
Jangan lagi kau kembaliAh, apa pun itu yang jelas kau musuh terbesar bagi kami
Kau merusak kehidupan mengusik ketenangan kami
Capatlah kau pergi
Biar masjid dan surau tak lagi sepi
Muhammad Mishbahuzzaini, lahir di Desa Cendono, Kec. Dawe, Kab. Kudus. Kesibukan setiap hari mengajar di MTs NU Sunan Muria Piji. Pendidikan terakhir S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Budi Utomo Malang. Karya yang sudah terbit: Realitas Budaya Jawa Perspektif Kajian Sosiologi Sastra, Metode Pembejaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Modul belajar Saya Bangga Berbahasa Indonesia.
0 comments