Puisi-Puisi Naila Afahza [Sepekan Parade Puisi #DIRUMAHSAJA]
Naila Afahza
(KELU)LUSAN
Tiba-tiba batal
Ujian berskala nasional
Padahal sudah siap
Segala lini mantap
Virus yang sedang viral
Tren di
segala media sosial
Tanpa teken dia beraksi
Kuasai kendali
Kami terkesiap
Bukan meratap
Hanya saja tidak biasa
Semua menjadi tanpa rasa
Perjumpaan di kelas
Adalah harapan tak terbatas
Kami tidak bisa puas
Pada harapan yang semakin bias
Kululusan kelak menjadi hampa
Tidak ada euforia
Berpelukan dengan kawan
Menciptakan kenangan tak terlupakan
Pada detik-detik perpisahan
Jauh sebelum itu
Imbauan berjarak berseru
Kami ingin semua lekas
Tanpa luka dan tangis terbekas
Kudus, 20 April 2020
DI RUMAH KAN?
Dirumahkan
Menambah kerusuhan
Banyak pikiran
Banyak pekerjaan
Serba online
Menambah pengeluaran
Tenaga dan tabungan
Keluh kesah
Berujung pasrah
Terlambat bulanan
Memangku tangan
Semua juga kesusahan
Aduh, ratapan
Menjadi pemakluman
Mana yang benar?
Semua saling sasar
Menuduh, "Kau yang keliru"
Alibi berserakan setiap penjuru
Maha Benar
Kita dipantau tegar
Siapa paling manusiawi
Meyakini kebijakan Ilahi
Demi kebaikan
Meski hari ke sekian
Kalian di rumah kan?
Kudus, 20 April 2020
TELEPON PERANTAUAN
Suatu malam
Bergetar telepon genggam
Tiada petir menyambar
Dia memberi kabar
"Tidak pulang kampung"
Semua raga dikepung
Daerah perantauan dimerahkan
Pemantauan telah digalakkan
Padahal bulan mudik dekat
Harapan berjumpa sekarat
Setiap orang tersekat
Oleh makhluk tak kasat
Kami menitipkan selamat
Lewat doa yang terpanjat
Semoga balak terangkat
Semoga terdapat hikmat
Semoga turun nikmat
Kudus, 20 April 2020
SITUASI PANDEMI
Angin pada pagi hari
Kehilangan kesejukan diri
Tiada anjuran lari pagi
Atau berkunjung ke sanak famili
Gersang di padang hati
Matahari panas beribu kali
Membakar kesempatan menafkahi
Mereka bukan peminta asli
Keadaan yang memenjara berdikari
Berpangku pengasihan untuk diberi
Jalan memang lengang
Harapan pun hilang
Biasanya ada beberapa pejuang
Dengan berbagai modal penunjang
Di sisi-sisi jalan yang panjang
Sepanjang harapan yang dipandang
Kini, di balik bilik yang sempit
Keadaan siaga menghimpit
Mereka tetap patuh bertahan
Di rumah tidak layak hunian
Kemanusiaan membuka kesadaran
Siapa pun bisa menyambung nyawa
Siapa pun bisa menyumbang jasa
Meski setiap wajah aksi berbeda-beda
Kudus, 21 April 2020
Naila Afahza, merupakan penulis amatir kelahiran Kudus Jawa Tengah, mempunyai
kegemaran membaca dan menulis fiksi.
0 comments