Puisi-Puisi Rizka Nur Laily Muallifa [Sepekan Parade Puisi #DIRUMAHSAJA]

Rizka Nur Laily Muallifa



HUJAN TANPA PREAMBUL


bersama dengan mekarnya mahkota yang membuat geger
padi-padi menguning dan merunduk
tanda sabit musti lekas terayun

tapi hujan datang tanpa preambul
meninabobokan batang-batang padi
yang serupa pendirianmu—
tak pernah lebih teguh dari angin musim kelabu

meski begitu, kesedihan tak boleh dipelihara
petani telah khatam pada segala perasaan hidup
panen seberapa pun hasilnya
tetaplah lebih membahagiakan

daripada mengetahui sanak-saudara
dipisahrumahkan
sebab tubuhnya
mengandung mahkota


(Bojonegoro, 2020)





OBAT PALING AMPUH


rumah, sebagaimana doa-doa yang membumbung
merupa obat paling ampuh
dari segala ketakutan

meski tak selalu mengundang tawa
di kandungnya segala empon-empon
yang menghangatkan batuk-batuk penuh praduga


(Bojonegoro, 2020)





KEBUN SAMPING RUMAH


tancapkanlah segala kesederhanaan
di kebun samping rumah
niscaya, mekar, berumbi, berdaun menjalar
berbuah, berimpang, tak kekurangan suatu apa
begitu ibu berkata
sembari menyiangi rumput-rumput yang berbahagia

sudah sepekan saya di rumah
membuktikan kesaksian ibu

daun-daun ketela menghampar di samping teras
tempat meregangkan kata-kata
menjelang siang, kupetik sampai segenggaman tangan
hijau dan kemerah-merahan tanpa pupuk buatan

istirah dari kata, kurendam yang segenggam
dalam air mendidih
bersama dengan kekhawatiran-kekhawatiran yang redup


(Bojonegoro, 2020)





LEBARAN DARI JAUH SEKALI


tidak ada perasaan yang sampai
pada suatu masa
di mana manusia yang hampir sanggup menaklukkan segala
sama sekali tidak berdaya

duduk perkaranya tidak pernah sederhana
hari-hari ini makhluk paling berakal sekaligus bernafsu segala
diberi kuliah khusus
tentang apa yang tidak akan pernah bisa dilakukan
: menahan nyawa agar tak lepas dari tangkainya



(Bojonegoro, 2020)

Rizka Nur Laily Muallifa, Pekerja media dan penulis lepas. Sedikit tulisannya yang pernah dimuat media terpacak di instagram @bacaanbiasa. 

0 comments