Puisi-Puisi M. Fatwa Fauzian; Cinta yang Harus Terima

M. Fatwa Fauzian

M Fatwa Fauzian

CINTA YANG HARUS TERIMA


cinta tak sesempit
seperti mata sipit
yang kau tunjukkan padaku
tatkala kau tersenyum

tidak pula selalu menyakitkan
seperti pahitnya kenyataan
setelah mendapatkan
kabar bahwa engkau sekarang
dalam genggaman orang

apalah arti dalam sebuah cinta
bila tak bisa bersama,
sebuah ungkapan klise yang diulang-ulang
tapi memang dapat dibenarkan

sering aku bertanya mengapa
Tuhan menciptakan cinta
di relung hati seorang manusia
dan kutemukan jawabannya;
cinta ternyata sebagai pertanda
bahwa kita seorang manusia

kita takkan bisa menolak cinta
yang kita bisa hanya menerimanya
karena anugerah dari Tuhan
adalah sesuatu yang harus diterima
walaupun sepahit dan sesakit itu,
cinta tak pernah salah
hanya kita yang gagal memaknainya


Kadjen, 2020







ADA YANG MATI DI BAWAH MENTARI


Di tahun itu, orang-orang diarak di tengah hutan.
Laki-laki dan perempuan dengan ratapan kesedihan.
Tanpa alasan yang benar dan bisa dibenarkan.
Orang tak bersalah dijadikan kambing hitam.
Dan menjadi korban sejarah
yang masih mencoba untuk disembunyikan.

Disiksa hingga meregang nyawanya;
ada yang tergolek dan sobek perutnya;
ada yang kepalanya putus dari urat lehernya.
Menjadi pemandangan yang biasa,
di tahun yang dirundung kekejian.
Jiwa kemanusiaan seperti dalam kematian.

Di fajar yang semerah darah.
Azan subuh masih bergema.
Sedang pembantaian berlangsung dengan seksama.
Sungai-sungai di kali anyir bau darah.
Udara tercemari bau bangkai yang menyengat.
Matahari pun mulai memecah kegelapan.
Teriknya menyengat isi bumi.
Ada yang mati,
di bawah mentari.


Pati, 2020







MENGABADIKAN KENANGAN


cepat-cepat kita mengemasi kenangan
mengamankannya ke tempat yang aman
barangkali lupa, dapat dicari dan ditemukan
hidup ini terlalu banyak kenangan
tapi hanya beberapa yang mengesankan

di tengah kecanggihan jaman
kenangan tak bisa dipesan
dengan barang persegi panjang
yang saban hari kita genggam

tentang kenangan,
siapapun boleh memilikinya
tapi jangan sampai melupakannya
setiap perjalanan hidup,
pasti menciptakan kenangan

tapi hanya orang yang
bisa menghidupkan kenangan
menjadi karya yang
boleh memiliki kenangan itu sepenuhnya
mengabadikan kenangan memang bukan kewajiban,
akan tetapi karena perasaan yang terdalam


Kadjen, 2020

M. Fatwa Fauzian, lahir di Pati, 27 Mei 2000. Saat ini sedang menempuh Pendidikan di IAIN Kudus, Jurusan Pemikiran Politik Islam. Bergiat di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Paradigma. Beberapa karyanya tergabung dalam antologi puisi.

0 comments