Puisi Elang Ade Iswara; Umaro dan Umari
Umaro dan Umari
--tiada sangka kemericik air
di
sandiakala menjelma mala petaka
1/
kutukan umaro dan umari
peringatan bahwa kata tak bereinkarnasi
bagi kanjeng sunan sekalipun
sesaji dan puisi paling welas asih
menjelma batu semadi di halaman buku mitologi
--waktu menolak jarum-jarum
bergerak
langkah
kaki bersepakat sabda-sabda walinya
namun,
permintaan maaf macam apa yang setara
dengan
kutukan di luar kuasa?
2/
pematang sawah di ujung desa
menuliskan riwayat di hulu bandar
menuju muara mata air yang ditancapkan
tongkat sang sunan
ikan-ikan kecil tumbuh sebagai pelipur lara
anak-cucu memancing menyapa wejang-wejang simbahnya
: sebelum moksa
--ketika
kesedihan bagai hembus nafas
hidup
adalah penjara, dan
kebebasan
bekal bagi orang-orang mati.
bila
engkau, bisa merubah kami menjadi bulus
kenapa
tidak merubah bubur menjadi nasi kembali?
3/
Joko Samudra sang tetua mengamini sumber bulusan,
tanpa sangsi mengirimkan doa doa
pada bulus, yang tak bisa lagi
membedakan air kali
dan air matanya sendiri
--dadanya
kian sesak
tiada
lebih duka
dari
tangisan tanpa kata dan suara
4/
rindu umaro dan umari melebur
urat urat buih hanyut kembali di pematang sawah
berkilo-kilo meter sepi dilalui
melahirkan benih padi
mengisi lambung anak-anak
dengan nasi penyesalan
andai waktu adalah komedi putar
dapat dikendalikan sesuai ingin
pun kutukan itu, hanya bunga tidur
halaman buku mitologi
tidak setebal saa tini
--“kelak anak-anak zaman akan
mengirimkan doa dan
makanan
yang kalian suka, tujuh hari setelah hari raya.”
kami
masih ingat
akan
janji engkau itu
5/
pada hari paling sunyi
umaro dan umari mengumbar tanya
kepada ikan-ikan kecil, akar pohon maja, ular-ular berahi
sampah ataupun batu dasar kali
tentang cara meniup cinta paling api
yang menyala di inti dada tanpa padam menjelma bara
namun kata tak mampu bereinkarnasi
oleh tanya paling riuh sekalipun
--ketika
itu, janji
menjelma tuhan bagi orang-orang terkutuk
Elang Ade Iswara,lahir di Pekalongan, 15 Mei 1998. Mengenyam
pendidikan di Universitas Muria Kudus jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Berkomunitas di Tapa Ngeli dan Omah Aksi. Pernah memelihara dua ekor
kucing kembar bernama Sumbadra dan Sumbadri, yang kemudian meninggalkannya
secara sembunyi-sembunyi. Bisa dihubungi melalui Email : Elang123jawa@gmail.com / IG : @elangadeiswara
0 comments