Puisi-Puisi Mangir Chan; Selendang Emak

Mangir Chan 

 

SELENDANG EMAK

 

di sudut jendela kamar tua itu

murung tergantung
selendang batik bercorak kembang
saksi bisu perjuangan

masih tampak jelas
gurat ingus kering membekas
yang dulu kau usap dari hidung anakmu
sewaktu tangis pecah mengadu

 

selendang Emak tak terganti
bagai jernih air perigi
sumber kasih tiada henti

 

kini selendang itu

tercampak bagai hidup Emak

hilang corak kembangnya tak tampak  

 

Emak, tumpah sudah air susumu
selendang kasihmu masih menggantung di dinding hati

sepi sendiri

Kudus,  1 Februari 2020

 

PADA TANAH KEPULANGAN

 

pada jengkal jarak
orang-orang mengurung rindu

meski pulang tak melulu kata temu
tubuh diam pada bayang diri

senyap memilin hati

 

kepergian menjelma angin lalu
mengubur wangi bunga pujaan

setelah sepi merampas kesendirian
kini sesal terpisah kasih

muram wajah mengiris pedih

runtuh merintih

 

pada tanah kepulangan

ia masih terpejam

berhayal terbang ke langit halaman
membawa segenggam cinta

berharap kekasih hadir kembali
meski kisah telanjur tersudahi 

 

pada tanah kepulangan

jerat rindu dirawan perjumpaan

usai pupus di tengah jalan

 

Kudus, 1 Januari 2020

 

DI MASJID SEMESTA

 

di masjid semesta

kutemukan lubuk laut

teduh yang memeram guruh

dalamnya

sujudku seluruh penuh

 

hanya di masjid itu

kurasa sungguh

gelegak ombak

sunyi lembah

riuh hutan

menyatu

 

kubawa menuju arasymu

Kudus, 1 Maret 2020

Tentang Penulis:
Photo
Kelahiran Undaan, Kudus, Jawa Tengah. Founder Komunitas Omah Gatra (Gandrung Sastra) Undaan. IG @mangirchan

0 comments