Puisi-Puisi Sulistyo; Terperangkap Sajak Rindu

Aku terperangkap dalam sajak rindu

Kata-kata terjebak bisu

Satu persatu abjad berjatuhan

Menghilang

Kalimat tumpang tindih meleleh di bakar siang

Sajak rindu menyumbat aliran darahku

Terbujur kaku dalam keranda aksara baku

Aku bergumam

Pada siapa rindu kutitipkan

Ketika sajak membekapku

Tanpa mengerti wajah mana menyembunyikan kata demi kata yang hamper terangkai menjadi tarian cinta tanpa makna

Aku terperangkap dalam sajak rindu

Kata-kata membelati mengiris sunyi

Aksara terlunta mencari muara

Aku terkapar

Terbunuh rindu membakar

 

Ilalang basah

Rumput teki basah

Pagar rumah basah

Seluruh tubuhku basah

Kuyup

Dingin memagut

Hujan menembang lagu kasmaran

Tentang pagi patah hati ditinggal matahari

Embun sembunyi di ketiak bunga melati

Rinduku berloncatan menyelinap di kaki-kaki hujan

Rinduku rindu ilalang

Rinduku rindu rerumputan

Rinduku rindu pada wajah tak bertuan

Aku rindu mencumbu hangat pagi

Aku rindu mencumbu tetes embun

Aku rindu mencumbu rintik hujan

Aku rindu mencumbu lengkung pelangi

Aku tersesat dalam labirin delusi

Wajah-wajah tanpa wajah menghadang di lorong-lorong imaji

Sepi memagut sunyi

Bersendawa tanpa rasa

Berucap tanpa kata

Rinduku bermeditasi

Dalam pusaran khayali

 

Kau tusuk hatiku dengan tajam bola matamu

Teggorokanku seketika tersedak

Kopi di gelas tumpah bermuncratan melumuri wajah

Aku terhipnotis

Membeku sehelaan nafas

Bagai bidadari pengobar cinta

Aku terhanyut dalam khayal seketika

Senyummu menelusup tepat di pusaran darahku

Berdegup hendak meletup

Panah melesat tanpa lenting busur, tepat menghunjam jantung

Berkeping

Mengobarkan asmara hanya dalam tatap sesaat tanpa ucap

Wajahmu melekat

Senyummu melahap

Bola matamu menancap

dan aku sekarat terlilit rasa yang tak kuharap