TAJUG [dot] Net

Selamat datang di rumah kami teman-teman, sahabat-sahabat, dan sedulur semua.

Seusai perhelatan Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XI Kudus (28 sampai 30 Juni 2019), kami semua masih merasakan sisa-sisa kelelahan sekaligus kegembiraan. Kami menerima kritik dan saran, juga ucapan selamat atas kesuksesan acara tersebut dari berbagai pihak, terutama dari para peserta dan penaja. 

Kami semua merasa kerja keras selama hampir satu tahun mempersiapkan perhelatan ini terbayar lunas. Ada banyak pengalaman dan pelajaran berharga dari kebersamaan, salah satunya ialah, bahwa jika kita ingin berjalan jauh, janganlah berjalan sendirian. Kita harus berjalan bersama-sama menempuh sulit getirnya belantara perjalanan. Kebersamaan itu memberikan kita kekuatan, dan yang paling menguatkan kita, tak lain, ternyata kita semua bisa menertawakan kekonyolan, kesalahan, kenaifan, dan kemarahan kita sebagai sebuah hiburan segar.

Setelah itu, kami berniat melanjutkan perjalanan berikutnya yang lebih jauh lagi. Dalam diskusi pada acara pembubaran panitia PPN XI, kami merencanakan beberapa agenda kegiatan untuk Keluarga Penulis Kudus (KPK) selama setahun ke depan. Secara kebetulan, sebagian besar panitia PPN XI adalah mereka yang bergiat di Keluarga Penulis Kudus. Akhirnya kami bersepakat untuk melanjutkan “berkah” PPN XI ini menjadi momentum pendorong agenda berikutnya.

Kelas Menulis. Semula Kelas Menulis ini kami selenggarakan dengan menggunakan konsep arisan sastra. Setiap bulan kami bertemu di rumah peserta secara bergantian. Konsep ini memang bagus sebagai media silaturahmi, tetapi kendalanya adalah jarak. Konsep arisan ini kemudian kami revisi. Dan, kami sepakat Kelas Menulis tersebut mengambil tempat di kafe. Kami akan menerima dengan senang sekali jika teman-teman pemilik kafe ada yang bersedia meminjamkan tempatnya untuk kegiatan ini. Peserta Kelas Menulis akan meramaikan kafe Anda mirip kapal pesiar atau malah mirip kapal pecah (#LOL).  Tenang aja, kalau ada peserta yang ingin ngopi atau nasgor, kita akan larang bawa dari rumah. Dan kita akan arahkan traffic gratis ini menjadi calon pembeli Anda.

TAJUG.net. Ini adalah blog kami, yang sudah kami niatkan sejak lama. Sudah lama sekali kami ingin mempunyai rumah sederhana tempat kami tinggal di dunia maya. Kami bisa menulis di sana, menyimpan puisi, cerpen, esai, foto, video, dan apa pun karya yang bisa kami hasilkan. Kami juga ingin berdiskusi dan bersilaturahmi dengan warga dunia agar kami tidak seperti kucing dalam karung, eh bukan, katak dalam tempurung. Siapa tahu, di kemudian hari, karya-karya kami bisa menjadi sesuatu yang membuat diri kami bisa lebih bermanfaat.

Kami sepakat mengambil nama TAJUG.net tentu ada alasan yang melatarbelakangi. Sebelum nama Al Quds dibawa oleh Kangjeng Sunan Kudus, Ja’far Shoddiq, Kota Kudus adalah sebuah desa kecil di tepi Kali Gelis yang bernama Desa Tajug. Diberi nama demikian karena di desa tersebut banyak dijumpai ‘tajug’ yakni rumah berasitektur kuno untuk tempat bersembahyang umat Hindu pada zaman itu.

Tidak ada maksud apa pun di balik nama TAJUG.net, kami hanya ingin bernostalgia dengan ‘kebermulaan’ sejarah kota kami tercinta. Selain itu, kata tajug, menurut kami, memberikan nilai makna yang unik dan eksotis, dan semoga teman-teman di luar sana lebih mudah mengingat blog kami ini.

Penerbitan Karya. Sejak berdiri tahun 1997, Keluarga Penulis Kudus mengambil fokus pada pelatihan menulis kreatif dan penerbitan karya. Sekarang, tradisi tersebut ingin kami lanjutkan. Ya, sekaligus kami ingin ikut meramaikan kegiatan literasi di kota kecil ini. 

Kami semua berharap, teman-teman mendukung niat baik kami dengan ikut meramaikan rumah kami TAJUG.net ini. Mari kita bersama-sama berdiskusi, berdialektika, beropini, bergurau, beradu-asah kreativitas, atau bahkan berpolemik wacana secara terbuka dengan semangat silaturami dan gembira. Dengan senang hati kami menunggu tulisan Anda.

Salam. 
Selamat berkreativitas. 

Jimat Kalimasadha
(Pimpinan Redaksi)